Jumat, 08 Mei 2009

Landak: Mamalia Unik Berduri Tajam


Jika kita mendengar kata Landak, maka yang langsung teringat dipikiran kita adalah duri. Duri memang hal yang takkan terpisahkkan dari Landak, mamalia unik yang memiliki duri tajam di sekujur tubuhnya.

Dalam bahasa Inggris, Landak dikenal dengan sebutan Porpucine. Porpucine sendiri berasal dari gabungan dua bahasa latin yang memiliki arti babi berduri. Duri di tubuh seekor Landak, bisa mencapai 30.000 buah. Jumlah yang sangat banyak. Duri ini juga memiliki keruncingan yang sangat tajam, sehingga saat dilontarkan ke pemangsanya, bisa berbahaya.

Masih mengenai duri, Landak yang bisa hidup selama 12-15 tahun, bahkan pernah ada yang mencapai 20 tahun, selama masa hidupnya juga mengalami pergantian duri. Untuk menghasilkan duri baru sebagai pengganti duri yang gugur, seekor Landak membutuhkan banyak kalsium.

Binatang unik ini di dunia terdiri dua keluarga atau famili, yaitu Hystricidae dan Erethizontidae. Untuk Landak yang berfamili Erethizontidae, kita dapat temukan di Amerika. Sedangkan di tempat lain, anda akan menemukan binatang yang memiliki panjang tubuh sekitar 63-80 sentimeter ini berasal dari famili Hystricidae.

Hewan yang memiliki bobot tubuh 12-35 pon ini merupakan hewan yang agresif. Mereka bahkan bisa berlari kencang untuk menjauh dari pemangsanya dan masuk ke dalam tanah tempatnya bersarang. Jika tak ada cara lain menghindari pemangsa, cara yang paling ampuh adalah mengembangkan bulu keras. Sekujur tubuhnya pun akhirnya tampak penuh dengan duri.

Hewan yang memiliki ekor sepanjang 10,5-13 sentimeter ini juga selalu siaga untuk melontarkan duri ke pemangsanya saat merasa terancam hidupnya. Setelah dilontarkan durinya, mereka akan meninggalkan duri tersebut tertancap, terbenam dan tertinggal di dalam tubuh musuhnya. Tetapi, tidak semua landak mempunyai duri pada bagian tubuhnya. Di Borneo, ditemukan salah satu jenis landak yang mempunyai bulu yang lembut, yaitu Trchys lipura.

Landak pada umumnya hidup sendiri alias tidak berkoloni dan hewan nokturnal. Hewan yang aktif saat malam tiba. Namun, hewan nokturnal ini masih mampu untuk bergerak pada siang hari saat keadaan terpaksa. Sebagai hewan yang memiliki daya ingatan yang kuat, mereka pun dengan mudah belajar sesuatu yang baru.

Kelebihan hewan ini selain daya ingat yang kuat adalah memiliki indera pendengar dan penciuman yang sangat tajam. Kemampuan inilah yang mempermudah hewan yang memiliki habitat asal di hutan ini mampu mencari makanan pada malam hari walaupun penglihatan yang dimilikinya tidak spesial.

Di lihat dari fisiknya, hewan yang bisa berkembangbiak sebanyak dua kali dalam setahun ini memiliki tubuh yang tegap, berkepala dan bertelinga kecil, memilliki ekor yang pendek dan tebal serta berkaki pendek.

Hal yang unik juga terletak pada bagian kakinya. Jika dicermati, landak memiliki empat jari di kaki depannya, sedangkan kaki belakangnya mereka mempunyai lima jari. Setiap jari inipun memiliki cakar atau kuku yang panjang yang membantunya memanjat atau mengupas kulit pohon. Hewan yang memiliki masa bunting selama 16 minggu ini juga memiliki gigi yang kuat. Gigi kuat inilah yang membantunya untuk memakan tumbuhan yang keras, misalnya kulit kayu.

Hewan ini memang memiliki habitat asal di hutan, tapi mereka juga memiliki kemampuan beradaptasi dengan pelbagai habitat dan kondisi. Hewan ini biasanya menggali lubang di dalam tanah untuk membuat sarang. Namun mereka juga bisa menggunakan rongga kayu ataupun batu sebagai sarangnya. Bahkan, mamalia ini bisa hidup di daerah perkebunan kelapa sawit, di mana mereka bisa memakan tumbuhan termasuk buah kelapa sawit yang gugur ke tanah.

Di Amerika Utara termasuk di Kanada, terdapat sub-spesies landak yang tinggal di atas pohon, bahkan bisa memanjat pohon dan berenang. Landak di kawasan Amerika memiliki tengkorak kepala yang hampir bulat dibanding di kawasan lain.

Landak yang hidup di kawasan sejuk tidak mengalami hibernasi walaupun mereka selama musim salju tinggal di dalam sarangnya, seperti yang dialami spesies landak Amerika Utara yang disebut North American Porpucine.

Landak di Amerika juga memiliki musim kawin di bulan November hingga Desember. Usia kebuntingan landak betina ini bisa hingga 7 bulan. Anak yang dilahirkan hidup dengan kondisi mata yang langsung terbuka dan tubuh penuh duri yang lembut.

Kehadiran mereka di kawasan hutan juga bisa dijadikan patokan keseimbangan kehidupan fauna. Landak yang sering dimangsa oleh harimau, keberadaannya menunjukkan masih adanya keseimbangan rantai makanan. Jika landak masih ditemukan, maka hutan tersebut jumlah faunanya masih dalam keadaan yang stabil. Namun yang terjadi sebaliknya, jika di hutan tersebut landak sudah punah berarti pemangsa besar di daerah tersebut sudah kekurangan makanan. (*berbagai sumber)

Daging Enak dan Gurih...

Rupanya, selain penunjukkan keseimbangan kehidupan fauna di hutan, landak juga memiliki fungsi lain, yaitu menu khas wisata kuliner.

Seperti yang dilangsir dari harian Suara Merdeka, landak dijadikan salah satu menu khas andalan di Karanganyar. Tepatnya di lokasi wisata Tawangmangu, landak dijadikan menu favorit berupa sate. Sate landak ini tak kalah enak dan gurih dibanding sate kelinci, kambing maupun ayam yang sudah populer lebih dahulu.

Binatang berduri tajam ini rupanya memiliki daging yang empuk. Bahkan sebagian orang percaya, daging landak mempunyai khasiat sebagai penyembuh sakit asma dan hati. Untuk para pria, ekor landak juga memiliki khasiat lebih, yaitu sebagai penambah vitalitas alias obat kuat.

Sukanto pengagas ide kuliner sate landak ini mengatakan awalnya dia hanya mencoba-coba saja. Selama ini tidak banyak yang mau makan daging landak. Tetapi setelah diolah khusus, sate landak ini tidak kalah lezat dengan sate kelinci dan ayam.

Dalam sehari, pemilik rumah makan di Ngelebak, Tawangmangu ini bisa menyembelih landah sebanyak 3-5 ekor. Namun, saat Lebaran tiba, warungnya bisa menyembelih landak hingga 8 ekor. Menu sate landak rupanya menjadi incaran pemudik dari Jakarta dan kota besar lainnya.

Pihak Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) pun tidak tinggal diam. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Handayani, lembaga ini meneliti kandungan daging landak. Hasilnya daging landak ternyata bebas kolesterol, mengandung penguat stamina dan bisa dijadikan obat asma. Dengan kelebihan ini, sate landak akhirnya menjadi semakin populer.

1 komentar: